Kamis, 20 September 2012

Puisi Tentang Penantian, harapan Dan Ketulusan


Tulus
Katakan dengan jujur kalau semua yang kau rasa itu cinta
Katakan juga dengan penuh kasih kalau semua yang kamu rasa itu sebuah ketulusan
dari lubuk hati yang terdalam...
Dan jangan pernah mengatakan apa yang tidak kamu rasakan karena cinta bukan sebuah permainan
Demi kesenangan yang kemudian akan menghancurkan

Dan kini ku nyatakan jika kamu adalah pilihan
jika kamu menghendaki maka katakanlah padaku
kalau kamu juga mencintaiku tulus tanpa mengharap lebih dariku
karna ku tak punya satu lebih untukmu
karena yang kupunya hanya rasa yang sempat hancur porak pranda tak bersisa

Tolong pangeran ku bangun kembali puing-puing di setiap relung raga tak berjiwa
bersisakan cinta yang sempat terabaikan
Cintai ku dari hati bukan hanya kata nurani yg kamu yakini
tapi sungguhpun kamu mengahendaki
aku akan siap menerima rasa yang kamu punya
Penantian

Andaikan rasa itu tak pernah ada
Serpihan-serpihan perasaan kerinduan takan mungkin tersiratkan terlukiskan
Goresan demi goresan ungkapan kerinduan tertuangkan dalam secarik kertas bertintakan emas
Sang bidadari mimpi menunggu pangeran datang tuk menghampiri
namun enggan juga dia kembali...

Butir-butir pasir tertiup angin semilir menuju pantai terhadang gelombang
menerjang karang, tak juga jadi halang rintang
menanti sang pangeran tersayang...

Aku Nyata Untuk Di Cinta

Mengurai cerita ku dalam kesepian
Menuai kesedihan yang tak dapat lagi ku ungkapkan
Andai aku jadi yang semua orang miliki
Tapi aku hanya bisa bersandar dalam hati tanpa ada yang bisa mengerti
Atas hati yang kini ku miliki
Atas apa aku hidup mendusta
Sampai air mata habis tak bersisa

Resah ku tlah penuhi tiap relung-rerlung yang tak lagi berpalung
Tak jua berhujung tak pula bisa bersama jiwa yang bersisa
Aku hanyalah serpihan karang yang tumbang dalam bimbang
Aku bukanlah laut yang bisa pasang surut
Dan bukan pula ombak yang bisa menerjang semua penghalang

Bisakah serpihan karang itu terbebas lepas ke laut luas sebuah kehidupan
Kehidupan yang selallu mengapitku dengan luka dan Fatamorgana cinta
Aku tak ingin jadi fatamorgana dalam cinta
Tak pula mau jadi lukisan maya sebuah rasa
Aku nyata,Aku ada
Bisakah engkau merengkuhku wahai insan yang slallu aku nantikan





Harapan

Terbenam sinar mentari di sore hari, Terbahas semua makna yang tersimpan
atas tonggak harapan, yang indah belai matamu sebagai teman mimpiku
walau terkadang ku rasa semu

Semua untaian kata manismu, dimana aku terpesona atas semuanya
mungkin, di esok hari akan tiba lagi waktuku untuk ungkapkan kembali rasa ini
yang kesekian kalinya ku berharap dan bermimpi tentang yang indah bersamamu
walau sesaat namun kan selalu ku rindukan dan kuharapkan kembali
kata cinta, rasa sayang, yang tulus darimu...








Penantianku

Aku menunggumu di ujung-ujung waktu
Saat mentari pagi tersenyum
dan Saat mentari petang mengayun
Saat hari di telan sang hitam berganti bulan
Adakah kau sadari...?

Kesemua penjuru ku panggil namamu
Bersama angin ku lantunkan nyanyi rindu
Iramaku rincik hujan dan coleteh pengelana
Tiada lelah terus ku mainkan
Adakah kau merasa...?

Kini kepak sayapku mulai lelah
Berharap tentang bayangmu
Tentang indah senyumu, dan tatap matamu
Menhentikan pencarianku tentang apapun
Karena yang ku cari ada di dirimu...!!!
Sudikah kiranya...???

Menanti

Temaram lampu meredup, senyap...
Suara angin menyelusup, sunyi.., serasa mati...
Aku tertuntuk menunggu penuh sangsi,
entah kapan kau datang, aku tak tau...
Malam terasa panjang,
Begitu lambat waktu berjalan,
Berat rasa kepalaku ini, dan mataku...
Entah apa yang terjadi pada mata,
ini tetesan terbuang tak tersisa...
Aku masih tertunduk mengharap
Detak langkah menghampiriku,
tapi kau tak datang.
Kau biarkan aku menanti sendiri
tanpa belas kasih...



Dibalik Penantian
Penggalan kisah yang menanti
Berjalanlah dalam pelupuk desah…
Yang merayap ditepi dinding hati yang sepi

Berjalanlah demi sepenggal waktu dan sedetik kisah…
Tertuang dalam detik yang berdetak…
Dan rintihan yang terukir dalam detik yang menanti
Merajai sepi yang menepi, ditepi balutan tulang kisah kasihku

Aku tak pernah terasingkan…
Walaupun terasing telah mengasingkanku
Aku tak pernah terpuruk…
Walaupun keterpurukan telah memurukku

Aku hanya memendang tanpa keinginan untuk melihat
Kosong memang, tapi aku telah menemukan sesuatuku
Kecil memang, tapi dia yang menuntunku menemukan keindahan.


Rindu

Ketika mata hanya bisa memandang fotomu
Ketika telinga hanya bisa mendengar bisikmu dalam ponsel
Ketika
Ketika hanya sebuah bayang dirimu
Bayang rindu dihati

Aku rindu sayang
Aku merindu hadirmu
Inginku, Kau hadir
Hapus rindu ini,sekarang

Temui aku, sayang
butuh senyummu
butuh tawamu
butuh candamu

Tahukah betapa aku merindukanmu
sebuah sepi yang tak bisa ku pecah
larut dalam kerinduan ini
semakin sunyi, bertambah sepi

selalu ada ujung disetiap penantian

Selalu ada ujung di tiap penantian
Meski kadang hati terjatuh dalam kerapuhan
Cinta yang indah hanya untuk bunga yang cantik..
Ketulusan yang ada hanya untuk cinta yang indah

Aku tak berjubah kepantasan...
Dan Tak bermahkotakan kesucian untuk cinta..
Suatu saat nanti...
Cintamu kan berujung bahagia dengan cinta yang megah

Bila waktu berlari keluar dari batas masa
Ijinkan aku bersimpuh di hidupnya...
Mohonkan cinta hanya ada di dekap kita..

Bila detik labuhkan kenangan diujung mimpi..
Biar ku terjaga dalam buai sunyi malam
ku tak ingin kehilangan bayangmu dalam sadarku.

Wahai manusia pemeluk cinta..
entah sampai kapan...
ku terus tenggelam dalam rasa yang tak berujung ini
Bisakah kau menjawabnya..???

Hati adalah tempat hamparan cinta untukmu..
dan rimbunnya daun, isyaratkan damai cinta untukmu

lihat aku sayang...
tak pernah berubah rasa ini..
seperti sayap-sayap malaikat,
yang memelukku erat..
jagai ku dalam nyata, akan cinta untukmu..

yang ku tau..
bahagia adalah ketika hati mulai berpuisi untukmu
sedangkan cinta adalah ketika nisan-nisan detik riuh
tuliskan keabadian kebersamaan kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar