Kamis, 20 September 2012

Filsafat Umum


FILSAFAT UMUM

BAB 1 Pengantar Filsafat

                Kata filsafat berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein (mencintai) atau philia (cinta) dan kata Sophia (kearifan). Dari kata tersebut lahirlah philosophy dalam bahasa Inggris yang artinya “cinta kearifan”. Konsep filsafat yang dikemukakan oleh para filosof berbeda-beda. Misalnya, (a) Plato, ia memberikan istilah dialektika yang berarti seni berdikusi, hal ini karena filsafat harus berupaya memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku; (b) Cicero, ia menyebutnya the mother of all the arts dan sebagai arts vitae (filsafat sebagai seni kehidupan); (c) al-Farabi, ia menyebutnya al-ilmu bil maujudat bi ma hiya al-maujudat (ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada); (d) Rene Descartes, menurutnya, filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikannya; (e) Francis Bacon, ia menyebutnya induk agung dari ilmu-ilmu; (f) John Dewey, ia adalah tokoh pragmatisme yang berpendapat bahwa filsafat sebagai alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian di antara yang lama dan yang baru dalam suatu kenyataan.


            Pengertian filsafat yang multidimensi membawa pengaruh terhadap kedudukan filsafat dalam suatu bidang. Kedudukan filsafat dikatakan sebagai ilmu karena di dalam pengertiannya mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimana (sifat yang dapat ditangkap indera), mengapa (asal mula objek), kemana (apa yang terjadi di masa lampau, sekarang, dan masa depan), dan apakah (hakikat atau inti dari suatu hal). Filsafat sebagai cara berpikir, yaitu berpikir secara mendalam, menyeluruh (global), dan dari berbagai sudut pandang. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah : (1) sistematis, masing-masing unsur saling berkaitan secara teratur dan menyeluruh sehingga tersusun pola pengetahuan yang rasional; (2) konsepsional, berkaitan dengan ide dan gambaran yang melekat pada akal pikiran, yang berarti upaya untuk menyusun bagan yang jelas; (3) koheren, yaitu unsur-unsurnya tidak boleh saling bertentangan, harus runtut, dan memuat kebenaran logis; (4) rasional, unsur-unsurnya berhubungan secara logis, yaitu pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah berpikir; (5) sinoptik, harus melihat hal-hal secara menyeluruh dan integral; (6) mengarah pada pandangan dunia, berupaya untuk memahami semua realitas kehidupan dan menerangkan semua hal yang ada di dalamnya. Filsafat diartikan sebagai pandangan hidup (weltsanschaung) karena pada hakikatnya bersumber pada kodrat manusia sebagai makhluk monodualisme (terdiri jiwa dan raga. Selanjutnya, pandangan hidup tersebut dijadikan dasar dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari dan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.

Semua ilmu pengetahuan mempunyai objek material dan objek formal, termasuk filsafat. Yang dimaksud objek material adalah hal atau bahan yang diselidiki. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang yang digunakan dalam melihat objek tersebut. Objek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan. Sedangkan objek formal filsafat adalah menyeluruh (tidak ada yang diluar jangkauan filsafat) secara umum.

            Suatu kegiatan atau problem dikatakan mencapai derajat pemikirian filsafat jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) umum atau universal, filsafat bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum; (2) tidak faktual (spekulatif), filsafat membuat dugaan yang masuk akal dengan tidak berdasar pada bukti, sehingga pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus; (3) bersangkutan dengan nilai, menurut C.J.Ducasse, filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan berupa fakta-fakta yang disebut penilaian dan filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai; (4) berkaitan dengan arti, sesuatu yang bernilai maka di dalamnya penuh arti yang hal tersebut bisa diungkap oleh para filosof dengan menciptakan kalimat yang logis dan bahasa yang tepat; (5) implikatif (akibat logis), implikasi diharapkan dapat melahirkan pemikiran fbaru yang dinamis, sehingga menyuburkan intelektual.

            Ada beberpa pembagian atau cabang-cabang filsafat.  Untuk memahani filsafat secara baik, ada lima bidang pokok yang harus dipelajari, yaitu :
1.      Metafisika : membahasa sesuatu yang ada tentang prinsip yang universal, bersifat luar biasa, mendasar, menyajikan pandangan yang komprehensif, dll.
2.      Epistemologi : teori pengetahuan yang membicarakan mengenai sumber atau asal pengetahuan (origin), karakteristik atau penampilan (appearance), dan kebenaran pengetahuan (verification).
3.      Logika : mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang benar.
4.      Etika : filsafat perilaku yang membicarakan tindakan manusia mengenai baik dan buruk.
5.      Sejarah filsafat : laporan suatu peristiwa yang berkaitan dengan pemikiran filsafat.


Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak jika tidak ada tenaga dari dalam diri manusia. Dikatakan reflektif karena ketiganya dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan apabila merefleksi dalam diri manusia. Mempelajari filsafat juga memiliki kegunaan. Banyak hal yang bisa di dapat, diantaranya : (a) diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan sehingga menambah cakrawala pemikiran yang semakin luas dan dapat membantu penyelesaian masalah; (b) filsafat yang memuat ide-ide dapat membawa manusia menemukan kesadaran dalam segala tindakannya; (c) filsafat memberikan alternatif  dan arah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seorang filosof bekerja dengan menggunakan perangkat berpikir analisis dan sintesis. Analisis adalah pemeriksaan secara konsepsional terhadap makna dan istilah yang kita pergunakan dalam pernyataan yang kita buat. Sedangkan sintesis adalah upaya mencari kesatuan dalam keragaman. Selain itu, para filosof juga menggunakan metode sebagai jalan piker dalam bidang keilmuan, antara lain : (i) metode kritis, dengan mengajukan pertanyaan secara terus menerus; (ii) metode intuitif, memakai symbol-simbol; (iii) metode analisis abstraksi, menganalisis dalam angan-angan (pikiran) hingga sampai pada hakikat.

BAB II FILSAFAT YUNANI

            Sebelum abad ke-6 SM, orang Yunani hidup dalam kepercayaan terhadap  mitos dan dongeng. Baru setelah abad ke-6 SM, muncul keadaan yang dinamakan demitologi, yang artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggnakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang berifat mitologi.


A.      Yunani Kuno, disebut periode filsafat alam karena arah pemikiran mereka kepada alam yang sifatnya mutlak. Beberapa tokoh-tokohnya yaitu :








                       YUNANI KUNO              Thales (625-545 SM), Anaximandros (640-546 SM),
Pythagoras (572-497 SM), Xenophanes (570-SM), Heraclitos (535-475 SM), Paramenides (540-475 SM), Zeno (490-430 SM), Empedocles (490-435 SM),
YUNANI            Anaxagoras (499-420 SM), Democritos (460-370 SM)

                         YUNANI KLASIK              Socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM),
                                                            Aristoteles (384-322 SM)

FILSAFAT HELLENISME
a.      Epicurisme,ajaranya bagaimana manusia dalam hidupnya bahagia yaitu harus memperoleh ketenangan jiwa,  tokohnya Epicurus (341-271 SM)
b.      Stoaisme, ajarannya kebahagian hidup manusia bisa dicapai dengan harmoni antara alam dengan dirinya, tokohnya Zeno (366-264 SM)
c.       Skeptisime, ajarannya manusia agar bahagia perlu untuk tidak mengambil keputusan, tokohnya Pyrrhe (360-270 SM)
d.      Neoplatonisme, pemikirannya Tuhan dianggap kebaikan tertinggi dan menjadi tujuan semua kehendak, tokohnya Plotinus dan Ammonius Saccas

BAB III FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN (476-1492)


Ciri-ciri pemikiran filsafat : cara berfilsafat dipimpin gereja, berfilsafat di lingkungan ajaran Aristoteles, berfilsafat dengan pertolongan Agustinus dll.
A.      Masa Patristik, perbedaan pendapat para ahli pikir pemimpin gereja menimbulkan adanya kelompok yang menolak dan menerima filsafat Yunani. Beberapa tokoh pembela iman Kristen : Justinus Martir, Klemens (150-215), Tertullianus (160-222), Augustinus (354-430)
B.      Masa Skolastik, filsafat Nasrani yang mempunyai corak semata-mata agama. Terbagi menjadi tiga periode : skolastik awal (800-1200 M), skolastik puncak (1200-1300 M) dengan tokohnya Albertus Magnus (1203-1280) dan Thomas Aquinas (1225-1274), skolastik akhir (1300-1450 M) dengan tokohnya William Ockham (1285-1349) dan Nicolas Causasus (1401-1464), dan yang terakhir ada Skolastik Arab yang terbagi  menjadi Periode Mutakallimin (700-900) dan Periode Filsafat Islam (850-1200)
C.      Masa Peralihan, ditandai dengan munculnya Reneaissance, Humanisme, Reformasi



BAB IV PEMIKIRAN FILSAFAT DI TIMUR
A.      Filsafat India, terbagi menjadi lima zaman : Weda (1500-600 SM), Wiracarita (600-200 SM), Sastra Sutra (200 SM-1400 M), Kemunduran (1400-1800 M), Pembaharuan (1800-1950 M)
B.      Filsafat Tiongkok, aliran pemikiran filsafatnya adalah Confusianisme (ritual dan menguasai aspek keagamaan dan social, dan Taoisme
C.      Filsafat Islam, pembagiannya yaitu : Al-Khawarij, Murji’ah, Qadariyyah, Jabariyah, Mu’tazilah, yaitu pada periode 700-900 M
D.     Filsafat Indonesia, bentuk filsafat Indonesia yaitu lima sila Pancasila

BAB V FILSAFAT MODERN

Dimulai sekitar abad ke – 14 dan 15 dan dilanjutkan dengan filsafat abad ke-20. Berbgai aliran pemikiran yang muncul :
a.      Rasionalisme, pendirinya adalah Rene Descartes
b.      Empirisme, tokohnya adalah Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1932-1704)
c.       Empirisme, muncul abad ke-18 dan tokohnya adalah Isac Newton (1642-1727), Immanuel Kant (1724-1804)
d.      Idealisme, pelopornya J.G.Fichte (1762-1814), F.W.J.Scheling (1775-1854), G.W.F.Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860)
e.      Positivisme, lahir pada abad ke-19 dengan tokoh-tokohnya : August Comte (1798-1857), John S.Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903)
f.        Evolusionisme, tokohnya Charles Robert Darwin (1809-1882)
g.      Materialisme, tokoh-tokohnya : Julien de Lamettrie (1709-1751), Ludwig Feueurbach (1804-1872), Karl Heinrich Marx (1818-1883)
h.      Neo-Kantianisme, tokohnya : Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1924), Heinrich Reickhart (1863-1939)
i.        Pragmatisme, tokohnya William James (1842-1910)
j.        Filsafat Hidup, tokohnya Henry Bergson (1859-1941), John Dewey (1859-1952)
k.       Fenomenologi, tokohnya : Edmund Husserl (1839-1939) dan Max Scheler (1874-1928)
l.        Eksistensialisme, pelopornya : Soren Kierkegard (1813-1855), Martin Heidegger, J.P.Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel
m.    Neo-Thomisme, pada abad ke-19

BAB VI FILSAFAT DEWASA INI

A.      Filsafat Analitis, filsafat ini membahas analisis bahasa dan analisis konsep-konsep dengan tokohnya yaitu : Ludwig Josef Johan Wittgenstein (1889-1951)
B.      Strukturalisme, tokohnya adalah J.Lacan
Filsafat dewasa ini juga disebut filsafat Barat abad ke-20. Cirinya adalah desentralisasi manusia. Subjek manusia tidak lagi dianggap sebagai pusat kenyataan. Desentralisasi manusia adalah perhatian khusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita sehingga pemikiran filsafat sekarang disebut logosentris.


BAB VII AKTUALISASI FILSAFAT
A.      Aktualisasi Filsafat Sebelum Ilmu
Syarat agar orang dapat mengaktualisasikan ilmu filsafat pertama-tama harus berpikiran positif. Dengan berpikir positif pikiran kita akan berkembang, konstruktif, edukatif, realistik, dan lebih bersemangat untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Bagi orang yang belajar ilmu filsafat hendaknya dapat berdialog dengan ilmu lainnya. Sehingga ilmu-ilmu lain tersebut dapat membantu dalam kerangka berpikir kita.
B.      Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berpikir
Berpikir secara filsafat tidak hanya berpikir secara komprehensif, rasional, dan konsepsional saja, tetapi juga interdisipliner. Berpikir secara interdisipliner adalah berpikir dengan menggunakan ilmu-ilmu terkait yang dapat mendukung solusi suatu permasalahan. Jadi, aktualisasi filsafat sebagai cara berpikir adalah kemampuan berpikir sendiri, mampu melihat mana yang negatif dan mana yang positif, serta mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
C.      Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup
Dari berbagai ragam aliran pemikiran filsafat ada yang cocok dan tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga diperlukan sikap kritis dalam menghadapi berbagai ragam paham filsafat tersebut. Maka, dalam mempelajari filsafat jangan lupa mempelajari filsafat nilai.

D.     Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran yang Reflektif                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar