BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Penulisan
Membuat suatu karya tulis ilmiah tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
a) kurangnya pengetahuan tentang metodologi penelitian
b) kurangnya pengalaman terutama dalam praktek penelitian secara benar
c) dan minimnya waktu dan dana penelitian
mungkin tidaklah berlebihan jika dikatakan bagi para pemula membuat karya tulis ilmiah masih dirasakan tugas yang sukar. Namun persepsi ini akan menjadi sebaliknya bila kita memahami prosedurnya dengan baik.
Pada dasarnya tujuan karya tulis ilmiah adalah melaporkan hasil kegiatan /penelitian ilmiah secara sistematis, jelas, padat dan benar. Tentunya didalam penyampaian pokok-pokok pikiran secara jelas tersebut memerlukan kalimat-kalimat yang jelas lugas dan benar jika dipandang dari segi tata bahasa. Oleh sebab itu dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah diperlukan syarat kebahasaan.
Tulisan ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan berdasarkan hasil pengamatan, peninjauan,penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya . sebuah Hipotesis dalam karya tulis ilmiah apabila :
a. disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan atau pendapat pribadi
b. disajikan dengan bentuk ilmiah, obyektif atau apa adanya
c. menggunakan bahasa baku (ilmiah), lugas dan jelas.
Membuat suatu karya tulis ilmiah tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
a) kurangnya pengetahuan tentang metodologi penelitian
b) kurangnya pengalaman terutama dalam praktek penelitian secara benar
c) dan minimnya waktu dan dana penelitian
mungkin tidaklah berlebihan jika dikatakan bagi para pemula membuat karya tulis ilmiah masih dirasakan tugas yang sukar. Namun persepsi ini akan menjadi sebaliknya bila kita memahami prosedurnya dengan baik.
Pada dasarnya tujuan karya tulis ilmiah adalah melaporkan hasil kegiatan /penelitian ilmiah secara sistematis, jelas, padat dan benar. Tentunya didalam penyampaian pokok-pokok pikiran secara jelas tersebut memerlukan kalimat-kalimat yang jelas lugas dan benar jika dipandang dari segi tata bahasa. Oleh sebab itu dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah diperlukan syarat kebahasaan.
Tulisan ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan berdasarkan hasil pengamatan, peninjauan,penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya . sebuah Hipotesis dalam karya tulis ilmiah apabila :
a. disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan atau pendapat pribadi
b. disajikan dengan bentuk ilmiah, obyektif atau apa adanya
c. menggunakan bahasa baku (ilmiah), lugas dan jelas.
B.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Pengumpulan Data dan Hipotesis”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pengumpulan data?
2. Bagaimana Tehnik dalam Pengumpulan data?
Sesuai dengan judul makalah ini “Pengumpulan Data dan Hipotesis”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pengumpulan data?
2. Bagaimana Tehnik dalam Pengumpulan data?
C.
Tujuan
Penulisan
1.3.1 Tujuan dari Penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang pengumpulan.
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai langkah-langkah penelitian ilmiah menggunakan teknik pengumpulan.
1.3.1 Tujuan dari Penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang pengumpulan.
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai langkah-langkah penelitian ilmiah menggunakan teknik pengumpulan.
D.
Manfaat
Penulisan
1.
Bagi penulis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar
untuk penulisan karya ilmiah dengan teknik pengumpualan data dan hipotesis
2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan dan informasi untuk memperluas wawasan pembaca pada umumnya.
2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan dan informasi untuk memperluas wawasan pembaca pada umumnya.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
1.
PENGERTIAN
PENGUMPULAN DATA
Kegiatan pengumpulan
data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang
telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan
data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data
yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat
dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data
lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian
kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Merujuk
pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses
penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil
penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukup mendasar
mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh
karena itu, membahas pengertian pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman pengertiannya
saja, akan tetapi perlu dipahami juga, bagaimana pengumpulan data dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian
kuantitatif dalam pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan
tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang dipandang mampu atau kompeten
dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka instrumen
penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen
penelitian.
2. PRINSIP-PRINSIP PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau prinsip yang mendasarinya. Proses pengumpulan data yang salah, akan mempengaruhi kesahihan data yang akan disajikan dalam laporan penelitian. Atas dasar tersebut, maka pelaksanaan pengumpulan data tersebut perlu merujuk pada prinsip-prinsip kegiatan ilmiah. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut:
a) Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran peneliti.
b) Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, harus melalui analisis try out (uji coba) instrumen. Pada umumnya, analisis uji coba instrumen, setidaknya menganalisis sisi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keajegan). Sementara dalam penelitian kualitatif, kesahihan data lapangan sangat dipengaruhi oleh keterampilan peneliti dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar proses pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dengan kualitatif.
c) Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif) dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa yang hendak diungkap. Misalnya, ketika penelitian ingin mengungkap keterampilan mengajar pada guru SD, maka yang menjadi sampel atau subyek penelitian adalah guru SD, bukan guru SMP, SMU atau kepala sekolah.
d) Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk mengidentifikasi identitas sampel, sebaiknya digunakan kodefikasi.
Pengumpulan data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau prinsip yang mendasarinya. Proses pengumpulan data yang salah, akan mempengaruhi kesahihan data yang akan disajikan dalam laporan penelitian. Atas dasar tersebut, maka pelaksanaan pengumpulan data tersebut perlu merujuk pada prinsip-prinsip kegiatan ilmiah. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut:
a) Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran peneliti.
b) Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, harus melalui analisis try out (uji coba) instrumen. Pada umumnya, analisis uji coba instrumen, setidaknya menganalisis sisi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keajegan). Sementara dalam penelitian kualitatif, kesahihan data lapangan sangat dipengaruhi oleh keterampilan peneliti dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar proses pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dengan kualitatif.
c) Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif) dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa yang hendak diungkap. Misalnya, ketika penelitian ingin mengungkap keterampilan mengajar pada guru SD, maka yang menjadi sampel atau subyek penelitian adalah guru SD, bukan guru SMP, SMU atau kepala sekolah.
d) Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk mengidentifikasi identitas sampel, sebaiknya digunakan kodefikasi.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Berikut ini ada beberapa
teknik pengumpulan data penelitian yang biasa digunakan:
3.1. Tes
Data dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat dan kemampuan. Instrumen TES digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang kita teliti.
Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar maupun pencapaian atau prestasi misalnya tes IQ, minat, bakat khusus dans sebagainya.
3.1. Tes
Data dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat dan kemampuan. Instrumen TES digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang kita teliti.
Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar maupun pencapaian atau prestasi misalnya tes IQ, minat, bakat khusus dans sebagainya.
3.2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang
digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara
mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail.
3.3. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
3.4. Kuisioner atau Angket
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
3.4. Kuisioner atau Angket
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari para responden .
3.5. Survei
Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk pengembangan. Oleh karena itu Survei tidak digunakan untuk menguji suatu hipotesis. Maka aneh apabila penelitian yang ada hipotesisnya tetapi menggunakan instrumen survei.
Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk pengembangan. Oleh karena itu Survei tidak digunakan untuk menguji suatu hipotesis. Maka aneh apabila penelitian yang ada hipotesisnya tetapi menggunakan instrumen survei.
3.6. Analisis Dokumen
Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian kita, contohnya analisis RPP dan Silabus, apakah sudah koherence apa belum dengan proses belajar mengajar di kelas
Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian kita, contohnya analisis RPP dan Silabus, apakah sudah koherence apa belum dengan proses belajar mengajar di kelas
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Pengumpulan
data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang
telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti
untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.
2. Pengumpulan
data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat
dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau
prinsip yang mendasarinya.
3. Macam-macam
teknik pengumpulan data
a. Tes
b. Wawancara
c. Observasi
d. Kuisioner
atau angket
e. Survey
f. Analisis
dokumen
B.
SARAN
Penulis sepenuhnya menyadari akan kekurangan
makalah kami, dengan penuh kerendahan hati, penulis menanti kritik/saran yang
bersifat membangun guna memperbaiki makalah kami selanjutnya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Akhadiah, Sabarti,
Maidar G. Arsjad dan Sakura H. Ridwan. (1988). Pembianaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. (2008). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademi Pressindo.
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. (2008). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademi Pressindo.
Tuntunan Lengkap Metodologis Praktis
Penelitian Pendidikan. Diva Press - Jakarta.kelas.
makasih referensinya
BalasHapuscontoh kasus dari teknik pengumpulan data itu apa ya ?
BalasHapustrims